
Sejarah haul Solo tak bisa lepas dari nama besar para ulama dan tokoh spiritual yang menjadi panutan masyarakat sejak masa lampau. Tradisi ini bukan sekadar peringatan wafatnya seorang tokoh, melainkan momentum untuk semakin mendekatkan diri pada Allah.
Setiap tahun, ribuan jamaah dari berbagai daerah datang ke Solo untuk mengikuti rangkaian acara haul yang sarat akan nilai spiritual. Bahkan tidak sedikit pendatang dari luar kota yang harus mencari homestay atau penginapan untuk beristirahat.
Sejarah Haul Solo
Sebagian orang mungkin sudah tahu alasan mengapa diadakannya haul di Kota Solo karena memang ikut menjadi peserta. Namun, tidak sedikit juga yang masih penasaran mengapa kegiatan yang satu ini menjadi kegiatan rutin yang diadakan setiap tahunnya.
1. Peringatan untuk Ulama Besar Dunia

Haul Solo merupakan acara tahunan untuk memperingati wafatnya ulama besar dunia, Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi. Beliau dikenal luas sebagai penyusun kitab maulid Simtudduror.
Simtudduror kerap dibacakan dalam berbagai peringatan keagamaan. Tradisi haul ini bukan sekadar bentuk penghormatan, tetapi juga upaya untuk meneladani ilmu dan keteladanan beliau yang sangat gigih dalam menyebarkan ajaran islam.
2. Diselenggarakan di Kawasan Masjid Riyadh Solo

Pusat pelaksanaan haul Solo berada di Masjid Riyadh, Jalan Kapten Mulyadi, Kecamatan Pasar Kliwon. Tempat tersebut memiliki nilai historis dan spiritual yang tinggi karena menjadi tempat dakwah keturunan Habib Ali yang menetap di Solo.
Saat peringatan berlangsung, suasana di sekitar masjid dipenuhi jamaah dari berbagai daerah. Berbagai kegiatan keagamaan seperti shalat berjamaah, pembacaan Al-Qur’an, ceramah, dan sholawatan digelar secara khidmat.
3. Dihadiri Jamaah dari Dalam dan Luar Negeri

Setiap tahun, peringatan haul Solo menjadi magnet spiritual yang menarik ribuan jamaah. Tak hanya masyarakat Indonesia, banyak pula peserta yang datang dari luar negeri seperti Yaman, Singapura, dan Afrika.
Mereka hadir untuk mengenang Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi sekaligus mempererat ukhuwah islamiyah antarbangsa. Tak heran jika haul Solo disebut sebagai salah satu acara keagamaan terbesar di Indonesia yang memiliki pengaruh hingga ke dunia internasional.
4. Alasan Haul Diperingati di Solo

Sejarah haul Solo diadakan di kota ini bukan tanpa alasan. Putra beliau, Al-Habib Alwi bin Ali Al-Habsyi, menetap dan berdakwah di Kota Solo. Oleh karena itu tradisi haul terus dilestarikan dan menjadi agenda tahunan yang dinanti-nantikan.
Bagi jamaah luar kota, lokasi Masjid Riyadh yang strategis memudahkan akses, terlebih dengan banyaknya penginapan dekat stasiun yang tersedia. Haul Solo kini menjadi acara keagamaan yang mampu mempererat persaudaraan umat islam dari berbagai daerah.
5. Acara Terbuka dan Gratis untuk Umum

Seluruh kegiatan dalam rangkaian acara haul Solo dilaksanakan tanpa biaya alias gratis. Karena itu, para jamaah diimbau untuk tetap waspada terhadap oknum yang meminta bayaran dalam bentuk apa pun, baik tunai maupun non-tunai dengan mengatasnamakan panitia.
Bagi jamaah yang tidak dapat menghadiri acara secara langsung di Masjid Riyadh Solo, pihak penyelenggara menyediakan akses live streaming melalui akun YouTube resminya. Jadi umat dari berbagai daerah tetap bisa mengikuti acara meskipun dari jarak jauh.
Siapa Habib Ali Al-Habsyi?
Setelah mengulas sedikit tentang Sejarah haul Solo, kini saatnya Brother Trans berbagi sedikit informasi tentang biografi sang habib. Berikut adalah biografi singkat mengenai Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi.
1. Lahir di Negeri Hadramaut, Yaman

Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi lahir pada hari Jumat, 24 Syawal 1259 H atau bertepatan dengan 17 November 1843 M di kota Qasam, Hadramaut, Yaman. Beliau wafat di kota Seiwun pada hari Ahad, 20 Rabi’ul Akhir 1333 H (6 Maret 1915 M).
Sejak kecil, Habib Ali dikenal sebagai anak yang memiliki kecintaan mendalam terhadap Al-Qur’an dan Rasulullah SAW. Ketekunannya dalam belajar membuatnya tumbuh menjadi salah satu ulama besar yang disegani.
2. Dididik dalam Lingkungan Religius dan Saleh

Habib Ali dibesarkan oleh orang tua yang dikenal saleh dan berilmu, yaitu Al-‘Arif billah Habib Muhammad bin Husin bin Abdullah Al-Habsyi dan ibundanya, Syarifah Alawiyyah binti Husain bin Ahmad Al-Hadi Al-Jufri.
Sejak kecil, beliau dididik dengan penuh kasih dan pengawasan ketat dalam menuntut ilmu agama. Selain belajar dari keluarganya, Habib Ali juga menimba ilmu dari banyak ulama besar di Hadramaut yang menjadi guru-guru terbaik pada masanya.
3. Dikenal Sebagai Ulama Muda yang Cemerlang

Sejak usia muda, Habib Ali telah menguasai berbagai disiplin ilmu, bahkan sebelum mencapai usia yang lazim untuk hal itu. Ia mendapat izin dari para gurunya untuk mulai berdakwah dan menyebarkan ilmu kepada masyarakat.
Gaya penyampaian dakwahnya yang lembut, penuh hikmah, dan sarat makna membuatnya cepat dikenal dan dihormati oleh umat islam. Setiap ceramahnya selalu mengandung pesan moral yang menyejukkan hati dan mudah dipahami oleh berbagai kalangan
4. Pemimpin Majelis dan Penulis Kalam Hikmah

Karena keilmuannya yang mendalam, Habib Ali dipercaya memimpin berbagai majelis ilmu, lembaga pendidikan, hingga pertemuan besar di zamannya. Banyak murid mencatat nasihat dan hikmahnya.
Catatan hasil pemikiran sang habib kemudian dihimpun dalam karya berjudul Al-La’its Tsamaniah oleh Habib Anis bin Alawi. Karya monumental Habib Ali yang paling dikenal adalah Simtudduror fi Akhbar Maulidi Khairil Basyar.
Itulah sekilas pembahasan mengenai sejarah Haul Solo. Bagi Anda yang berencana menghadiri Haul Solo tahun ini, pastikan menyiapkan perjalanan dan akomodasi dengan baik agar ibadah dan kunjungan berjalan lancar.
Jika ingin menjelajahi berbagai tempat bersejarah atau berziarah ke kawasan sekitar Masjid Ar-Riyadh, Anda bisa memanfaatkan layanan sewa motor dari Brother Trans untuk perjalanan yang lebih praktis dan nyaman di dalam kota.