Monumen Pers Nasional, Warisan Penting Dunia Jurnalistik Indonesia

Suasana tampak depan Monumen pers nasional di Solo, sumber: gmaps
Suasana tampak depan Monumen pers nasional di Solo, sumber: gmaps

Bagi kamu yang berkecimpung di dunia jurnalistik tentu sudah tidak asing dengan Monumen Pers Nasional. Namun, tahukah kamu bahwa tempat bersejarah ini sekarang menjadi destinasi wisata edukatif yang menarik di Kota Solo? 

Memiliki arsitektur bangunan bergaya klasik dan nuansa museum yang kuat, tempat ini cocok untuk siapa saja yang ingin memahami sejarah media massa di tanah air. Lokasinya pun strategis dan mudah dijangkau wisatawan.

Daya Tarik Monumen Pers Nasional

Tempat ini menyimpan berbagai koleksi jurnalistik yang menarik sehingga membuatnya pantas menjadi destinasi edukatif dan inspiratif bagi masyarakat dan generasi muda. Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang Monumen Pers Nasional:

Sejarah Singkat 

ada Tanggal 9 Februari Tahun 1978 kemudian Presiden Soeharto meresmikan monumen pers nasional
Presiden Soeharto meresmikan Tahun 1978, Sumber : Researchegate

Monumen Pers Nasional di Solo awalnya merupakan gedung Societeit Sasana Soeka yang dibangun tahun 1918 atas prakarsa KGPAA Sri Mangkunegara VII. Gedung ini dirancang oleh arsitek yang menghabiskan masa kecilnya di Wonosobo, Aboekasan Atmodirono.

Awalnya bangunan difungsikan sebagai balai pertemuan. Pada 1956, sepuluh tahun setelah berdirinya Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), sejumlah wartawan mengusulkan pendirian yayasan untuk menaungi pers nasional. 

Yayasan tersebut diresmikan 22 Mei 1956 dengan koleksi awal berasal dari sumbangan Soedarjo Tjokrosisworo. Nama “Monumen Pers Nasional” resmi digunakan sejak 1973 atas usulan PWI Surakarta yang menggantikan sebutan sebelumnya, yaitu Museum Pers Nasional. 

Pada 1977, gedung dan lahannya diserahkan kepada pemerintah. Pada Tanggal 9 Februari Tahun 1978 kemudian Presiden Soeharto meresmikannya. Baru sejak 2005 pengelolaan monumen berada di bawah Kominfo dan terbuka untuk umum.

Terbagi Menjadi Dua Bangunan

Monumen Pers Nasional terdiri dari dua bagian utama, yaitu bangunan lama dan bangunan baru
Melihat denah monumen sebelum dan sesudah renovasi, Sumber : nasirullahsitam.com

Monumen Pers Nasional terdiri dari dua bagian utama, yaitu bangunan lama dan bangunan baru. Bangunan lamanya berdiri sejak 1918 dan berada di bagian tengah kompleks dengan bentuk denah persegi empat yang menghadap timur laut. 

Di dalamnya pengunjung bisa menikmati pameran tematik yang mengisahkan perjalanan sejarah pers di Indonesia. Sementara itu, bangunan baru yang terletak di sisi timur menyimpan berbagai koleksi benda milik wartawan yang memiliki nilai historis tinggi. 

Pada bagian selatan kompleks, terdapat ruang layanan arsip media cetak yang menyajikan koleksi media cetak dari era pra-kemerdekaan hingga masa kini dan dapat diakses oleh publik. Di lantai atasnya, tersedia layanan perpustakaan serta ruang digitalisasi.

Digitalisasi media cetak bertujuan untuk menjaga keberlanjutan warisan informasi sekaligus memperluas jangkauan penyebarannya ke masyarakat. Sedangkan lantai ketiga difungsikan sebagai tempat penyimpanan koleksi dan pusat kegiatan konservasi dan preservasi sejarah.

Koleksi di Museum

Monumen Pers Nasional menyuguhkan berbagai koleksi artefak yang ditata secara  menarik dan bisa disaksikan langsung oleh para pengunjung.
Koleksi mesin ketik kuno, Sumber : nasirullahsitam.com

Monumen Pers Nasional menyuguhkan berbagai koleksi artefak yang ditata secara menarik dan bisa disaksikan langsung oleh para pengunjung. Di antara koleksi unggulannya adalah kamera-kamera klasik yang pernah digunakan oleh wartawan pada masanya. 

Informasi tersebut dilengkapi dengan berbagai tipe, warna, dan jenis, menjadikan museum ini sebagai destinasi wisata sejarah yang menarik bagi semua kalangan. Selain itu, museum ini juga menampilkan surat kabar lama seperti “sketsa masa” dan de locomotief.

Sketsa tersebut menjadi bukti perjalanan panjang dunia jurnalistik di Indonesia. Tak ketinggalan, patung-patung tokoh pers turut memperkaya koleksi. Diorama perjuangan pers juga hadir untuk menggambarkan dinamika dunia jurnalistik dari masa ke masa.

Koleksi lainnya termasuk mesin tik kuno yang dahulu menjadi alat utama dalam produksi berita. Museum ini juga menyimpan koran-koran dari berbagai era, mulai dari yang lawas hingga edisi modern.

Virtual Tour

Monumen Pers Nasional kini menghadirkan inovasi kunjungan digital melalui virtual tour
Simulasi virtual tour melalui website komdigi : Sumber :komdigi.go.id

Monumen Pers Nasional kini menghadirkan inovasi kunjungan digital melalui virtual tour yang memungkinkan pengunjung menjelajahi museum secara daring tanpa harus hadir langsung. Awalnya fitur ini menjadi alternatif kunjungan selama masa pandemi.

Namun ternyata justru menjadi media promosi yang efisien. Dengan hanya menggunakan smartphone, pengunjung dapat menikmati tampilan panorama 360 derajat lengkap dengan fitur zoom, auto rotate, hingga tombol audio. 

Pada perangkat yang dilengkapi sensor gyroscope, orientasi sudut akan tetap terjaga saat digunakan. Proses navigasi pun menjadi lebih praktis berkat adanya denah interaktif dan penunjuk arah yang membantu pengguna berpindah dari satu ruangan ke ruangan lainnya.

Ada pula fitur pop-up untuk menampilkan informasi berupa teks, gambar, suara, hingga video, serta dukungan Google Street View yang menyajikan suasana sekitar museum. Ada juga virtual exhibition yang menampilkan koleksi koran dan majalah dalam bentuk 3D.

Reservasi

Untuk melakukan kunjungan, wisatawan wajib mengisi formulir reservasi dan memilih jadwal
Form reservasi, Sumber : komdigi.go.id

Monumen Pers Nasional membuka layanan kunjungan museum bagi rombongan yang akan dipandu oleh pemandu profesional, dengan durasi maksimal 90 menit. Kunjungan kelompok tersedia setiap hari Senin hingga Sabtu, kecuali pada hari libur nasional.

Untuk melakukan kunjungan, wisatawan wajib mengisi formulir reservasi dan memilih salah satu dari tiga pilihan jadwal kunjungan berikut:

 • 09.00 – 10.30 WIB
• 10.30 – 12.00 WIB
• 13.00 – 14.30 WIB

Kunjungan ini dapat dinikmati secara gratis tanpa biaya apa pun. Cukup dengan mengisi formulir reservasi, kamu secara otomatis dianggap telah menyetujui seluruh syarat dan ketentuan kunjungan kelompok yang berlaku di Monumen Pers Nasional.

Event di Monumen Pers Nasional

Monumen Pers Nasional rutin mengadakan berbagai event menarik,
Event live music tembang kenangan, Sumber : Solopos

Monumen Pers Nasional rutin mengadakan berbagai event menarik, baik di dalam maupun luar Kota Surakarta. Salah satu acara terbaru adalah pameran bertajuk “Keberagaman Koleksi Museum Nusantara”, yang mempertemukan sejumlah museum dari berbagai daerah.

Acara ini bertujuan untuk memperkenalkan kekayaan sejarah dan budaya bangsa melalui koleksi benda-benda bersejarah. Beberapa museum yang turut berpartisipasi antara lain Museum BPK RI, Museum Biologi dan Museum Bank Mandiri, Museum Kretek Kudus.

Pameran ini juga menggandeng sembilan pelaku UMKM sebagai bentuk dukungan terhadap ekonomi kreatif lokal. Kepala Monumen Pers Nasional, Widodo Hastjaryo, menyampaikan harapannya agar kolaborasi lintas museum ini terus berlanjut di masa depan. 

Itulah sekilas ulasan tentang Monumen Pers Nasional, salah satu destinasi edukatif yang sarat sejarah di Kota Solo. Museum ini menjadi saksi perjalanan pers di Indonesia yang bisa dijadikan media pembelajaran bagi semua kalangan.

Kalau kamu berencana mengunjungi Monumen Pers Nasional, pastikan perjalananmu terasa nyaman dan bebas repot. Menyewa kendaraan pribadi bisa jadi pilihan tepat agar kamu lebih leluasa mengeksplorasi setiap sudut kota dengan waktu yang fleksibel.

Jika kamu butuh layanan sewa motor yang mudah dan terpercaya, kamu bisa mempercayakan Brother Trans. Kami adalah penyedia rental kendaraan yang mengutamakan kenyamanan, harga terjangkau, dan pelayanan ramah untuk mendukung mobilitasmu selama di Solo.

Leave a Comment